Notes
One day, in my place.
Di depan mataku kini dia jauh. Getar-getar itu kini berubah menjadi goncangan yang tanpa ampun memporak-porandakan hatiku. Tak tersisa??!! Bulir-bulir bening mengucur seperti air bah yang sulit dibendung, membanjir dalam palung-palung hatiku.
Aku terpaku. Kaku!!! Penaku kian menusukku, mencoret-coret lembaran-lembaran kosong yang tertata rapi disetiap ruang jiwa. Apa?? Bagaimana?? Dan siapa??.
Hanya untaian do’a yang dapat kubentuk. Mengharap goncangan ini berhenti memporak-porandakan hatiku yang sudah poranda. Mengharap getaran itu berhenti mengusikku. Dan aku mengharap bulir-bulir bening itu kembali ketempat persembunyiannya. Dan aku mengharap nafas-Nya tak kuhembuskan sia-sia hanya untuk menanti dalam mimpi yang tak kunjung berhenti.
Love can’t Choose. It comes suddenly in our life without permission
Notes
17 November 2008
Tatapannya masih lekat di hatiku meski kini dia jauh diseberang tabir kelam, yang meyelimutiku. Aku disini, berdiri ditengah gelombang yang naik turun menggetarkan dada. Sendiri, sepi senyap dan bisikan ombak menemaniku menantikan mentari. Mentari yang begitu jauh ’tuk kugapai namun terlalu sulit berpaling darinya meski aku telah berlari hingga ke ujung dunia sekalipun, Sinar hangatnya masih menyentuh kulitku yang keriput dimakan waktu.
Saat siang berganti malam kesunyian menyergapku, mendekapku dalam pelukan semilir angin malam. Kala itu aku sadar bahwa dia sangat kurindukan namun juga sangat tak kuinginkan kehadirannya.
Aku disini, hanya bisa berdiri ditengah samudra hati, menunggunya hingga tenang.
Cinta dan Asa
Karya: anak-anak semoet & pak didik
Bersama khianati
Memikirkan mutiara dunia
Bunga pergi berhembus
Angin cahaya luluhkan bintang
Kelam mentari gelora rindu
Hadirmu terhanyut mimpi
Hening syahdu
Kelembutan hangat bisikan surya
Kembali lentera permata raga
Bayangmu hasrat mengalir
Merenung menanti cinta
Gerangan mesra
Untaian tambatan.
malam…………….
adalah ketika
daun berbisik memekakkan telinga
diantara ranting kesunyian
lembut angin dalam dekapan
malam…………
adalah ketika
sang surya lepas dari dekapan langit
berganti dewi yang berdiri penuh kesombongan
redup
ditengah kelam
malam…………….
adalah ketika
aku terbuai
dalam senandung pilu
hati kerontang
Lupakan Aku
dipulau tak bertepi ini
kau terdampar seorang diri
merasa terasing-
diistanaku
istana kita
kuangkat berat tubuhmu
kubaringkan diatas singgasana pangkuan
damai dan bahagia menjadi selimut
menyelimuti kita
matamu sayu mencoba bicara
namun tetap saja ia membisu ragu
ketiksa langit mulai bergemuruh
memanggilmu ‘tuk pulang
butir-butir kristal yang mengalir dari matamu
berbisik lirih
“aku hanya setetes air kita adalah lautan selamat tinggal”
Lilinku
aku menangis
lilin-lilinku mulai padam
perlahan
karena gerahnya malam
panas yang bergoyang
melelehkannya
hilang
aku menangis
lilin-lilinku mulai padam
karena hujan kian panas
membekukannya
tak berbekas
aku
aku bukan dia
aku bukan mereka
aku bukan siapa-siapa
aku adalah aku
selamanya akan tetap jadi aku
takkan pernah jadi dia ataupun mereka
meskipun percuma
aku akan tetap jadi aku
bertahan dalam bayang kelam
meskipun suara-suara itu
menekan
hingga sesak telingaku
selamanya aku tetap aku
cathar
Puisi
diantara tiang bisu
dan nyanyian daun yang gugur dari tangkainya
aku menunduk malu
dalam linangan
dan lautan rindu
memohon ridloMu
aku masih menunduk malu
diantara waktu
yang kian membuatku ragu
menatap dunia
terus berputar dengan segala kesibukannya
aku hanya ingin disini
menunduk dihadapanMu
bersujud diatas sajadahMu
lupakan dunia!!!!!!!!!!!!!